10 Kalimat yang Membuat Motivasi Hidup Anda Menurun
10 Kalimat Wajib Diwaspadai
Saya sering mengamati kehidupan dan suka mengamati bagaimana orang-orang saling berinteraksi, saling memberi kalimat penyejuk hati, entah interaksi verbal, maupun tulisan di berbagai media sosial (Facebook, twitter, dsb). Agak berbeda dengan yang
lain (mungkin), struktur otak saya lebih suka memperhatikan apa yang
tersirat dari pada hanya sekedar mendengarkan apa yang meluncur dari
mulut (atau tulisan) guru-guru besar tersebut.
Guru Besar? yup! saya selalu menganggap
orang-orang di sekitar saya adalah guru. Saya bisa belajar dari mereka,
saya dapat menemui banyak contoh; contoh baik dan buruk tentunya. Saya
juga bisa belajar dari kesalahan dan kebenaran yang telah mereka
lakukan, sekaligus langsung bisa melihat dampaknya pada diri mereka
masing-masing sebelum berusaha ‘meniru’ apa yang telah mereka lakukan.
Apa yang saya dapatkan? Setidaknya ada 10 kalimat yang memiliki dampak cukup unik pada motivasi hidup.
Saya tidak berani berkata “harus menghindari” kalimat-kalimat ini..
Saya hanya bisa “mewaspadainya” sebelum kalimat-kalimat itu menyusun
kekuatannya dan mulai menjadi jangkar dalam hidup saya…
1. Saya tidak mungkin melakukannya
Hmm… saya tidak perlu mengkerdilkan diri
dan kemampuan saya untuk berkata seperti itu. Saya percaya, sebagai
ciptaan yang paling sempurna, ada kekuatan luar biasa yang telah
diturunkan langsung dari atas ‘sono’ .
2. Saya tidak punya bakat
Bakat? talenta? yup.. saya akui, “Pintar memang bisa dipelajari, tetapi “bintang” adalah dilahirkan“.
Ada beberapa orang yang dianugerahi talenta luar biasa. Tetapi, hal ini
bukan berarti orang yang lainnya tidak mempunyai talenta apa pun, kan?
Saya sering melihat bagaimana orang-orang bisa berhasil walau hanya
berbekal satu atau dua talenta saja. Sebaliknya saya juga sering melihat
banyak orang gagal dan terbuang walau sebenarnya multitalenta.
Sikap, perilaku, dan perkataan justru lebih menentukan bagaimana seseorang bisa dihargai dan diterima oleh lingkungannya.
Saya sendiri lebih menghargai, mendukung, bahkan memprioritaskan
“orang-orang biasa” yang berperilaku santun, tekun, dan lemah lembut,
daripada mereka yang berbakat luar biasa tetapi memiliki sikap dan
perkataan yang kasar atau tidak mengenakkan.. (I know it is ridiculous,
but that’s the fact.. ; ) )
Hmmm.. anyway, “bakat” sendiri bukan
sebuah hal yang statis. Bakat “ada” karena apa yang biasa dilihat,
didengar, dirasakan.. ini proses selama bertahun-tahun. Seorang anak
yang dilahirkan dari keluarga seniman.. karena terbiasa mendengarkan
nyanyian ibunya sejak kecil, karena terbiasa melihat bapaknya
menggambar, saya yakin, ketika dewasa ia akan mewarisi bakat seni orang
tuanya (walau belum tentu menyukainya). Demikian juga anak-anak lain
yang dibesarkan dari keluarga bisnisman, ilmuwan, dan sebagainya.
Sekalipun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog, tetapi
saya boleh percaya bahwa manusia punya kuasa untuk menciptakan “bakat”!
3. Saya cuma lulusan SD
Kata “SD” pada kalimat di atas boleh
diganti dengan “SMP”, “Kejar Paket A”, “TK”, atau apalah.. Yang jelas,
pendidikan bukan penentu utama keberhasilan seseorang. Memang, mereka
yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang berhasil dari pada yang
berpendidikan rendah (maaf). Tetapi bukan berarti lulusan SD tidak bisa
berhasil. Saya sering melihat bagaimana sebuah perusahaan yang mayoritas
karyawannya sarjana, tetapi ternyata pemiliknya hanya lulusan SD. Anda
juga bisa membaca salah satu cerita konyol mengenai hal ini di artikel Email Anak SMP. Bahkan, 6 dari 10 Pemuda Pengubah Dunia yang saya tulis beberapa waktu lalu itu juga tidak pernah lulus kuliah!
So, what? Saya akan berusaha untuk tidak menyalahkan pendidikan sebagai topeng kemalasan dan kebodohan saya. Jika tidak tahu, ya belajar.. simple kan?
4. Lingkungan saya tidak mendukung
Banyak sekali orang-orang hebat lahir dari keadaan yang sama sekali mendukung. Siapa saja? terlalu banyak untuk disebutkan . Beberapa di antaranya pernah tertulis di kategori Tokoh Inspiratif.
Banyak tulisan dan lagu hebat yang justru lahir saat penulisnya masih
di dalam penjara. Banyak orang kaya lahir dari keluarga miskin. Banyak
ilmuwan yang dulunya dianggap bodoh atau gila, bahkan Thomas A. Edison pun pernah ditolak masuk SD karena dianggap idiot. Saat keadaan berkecamuk karena perang dan menjadi pengungsi, Albert Einstein malah dinobatkan menjadi Doktor dan Guru Besar. Bung Karno
juga bukan sarjana politik, beliau adalah insinyur, dalam keadaan
terbuang di Bengkulu, beliau malah merancang beberapa rumah dan
merenovasi Masjid Jami’ di tengah kota. Tom Cruise?
Ah, dia hanya seorang disleksia yang susah membedakan antara huruf “b”
dan “d”. Keadaan bisa membuat berhasil tetapi bisa juga membuat gagal.
Yup, Semua tergantung dari bagaimana cara melihat dan menghadapinya..
5. Masa lalu saya hancur
Dalam konteks ini, sepertinya kisah mengenai Oprah Winfrey
bisa menutupnya. Yup, orang tuanya bercerai, dan lebih parah lagi, dia
pernah diperkosa oleh saudara sepupunya. Tiap orang tahu, mengatasi
problem masa lalu memang rumit. Masa lalulah yang membentuk diri dan
menentukan bagaimana sifat dan sikap seorang manusia. Tetapi, itu “hanya
film”.. yah, film! cukup untuk dilihat dan diikuti ceritanya, bisa
dijadikan inspirasi atau motivasi hidup (kalo perlu), atau bisa juga
dijadikan ‘hobi’ saat senggang. Tetapi, film hanya film.. berbeda dengan
kenyataan sekarang.
Ia hanya dokumentasi sejarah dan tidak
ada yang bisa dirubah. Kenapa harus ngotot pada sesuatu yang sudah tidak
bisa dirubah? Lebih baik jika menyutradarai “film baru” yang ceritanya
bisa dirubah seperti yang diinginkan.. saya biasa menyebut film baru
tersebut: “Masa Depan“.
6. Saya tidak punya kesempatan
Hmm.. setahu saya setiap orang diberi
waktu yang sama setiap harinya: 24 jam. Kenapa hasilnya bisa lain? Yup,
setiap orang menggunakannya dengan caranya masing-masing. Memang, setiap
orang dianugerahi lingkungan yang berbeda-beda. Ada lingkungan yang
memang cukup kondusif untuk maju, tetapi ada juga yang destruktif bagi
kemajuan. Tetapi, bukan berarti kesempatan itu tidak ada!
Jika melihat kemiskinan, berarti saya
diberi kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan. Jika melihat orang
tertimpa musibah, berarti saya diberi kesempatan untuk menolong.. sekali
lagi, Kesempatan! Ia selalu ada di sekitar saya. “Kesempatan” adalah pemicu kemauan seseorang untuk merubah sesuatu yang gak beres menjadi beres..
sesuatu yang gak baik menjadi baik. “Kesempatan” tidak hanya muncul
pada situasi-situasi yang mengenakkan, malah sebaliknya, semakin kritis
lingkungan, akan semakin banyak kesempatan yang muncul. Bukankah krisis
ekonomi tahun 1998 yang lalu justru malah melahirkan banyak sekali
jutawan-jutawan baru? Bukankah mereka yang ‘berhasil’ adalah mereka yang
bisa melihat dan memanfaatkan “kesempatan” ini?
7. Saya kurang beruntung
Yup, keberuntungan memang bisa dikatakan
sebagai hal yang statis, ia tidak datang begitu saja pada setiap orang.
Ia memang seperti anugerah. Jika keberuntungan memang sulit diusahakan,
lalu kenapa tidak memintanya kepada Sang Pemberi Anugerah? . Dulu pernah ada penelitian mengenai hal ini. Lengkapnya pernah tertulis di artikel The Luck Factor. Yeah.. di situ terdapat beberapa tips untuk ‘merayu’ Sang Pemberi agar selalu melimpahkan keberuntungan pada umatnya.
8. Saya Takut Sakit Hati lagi
Di twitter,
seorang sahabat pernah menulis “Mencintai, memiliki, dan merasa
kehilangan adalah satu paket kehidupan yang tidak dapat dipisahkan..”.
Selain itu, di blog ini juga pernah ada tulisan Tentang Perpisahan.
Yup.. “Kelak, setiap orang pasti akan meninggalkanmu, atau justru kamu
yang akan meninggalkan mereka.. “. Sakit hati juga sebuah bagian penting
dari proses kehidupan.. bukankah Hati yang sempurna dan bijaksana adalah justru hati yang memiliki banyak bekas luka?
9. Saya khawatir jika hasilnya mengecewakan
Tidak ada satu orang pun yang tidak
pernah mengecewakan orang-orang di sekitarnya. Tidak mungkin memiliki
banyak teman tanpa memiliki sedikit musuh. Tidak ada karyawan yang sama
sekali tidak pernah mengecewakan atasannya. Yang paling penting adalah
apa yang harus dilakukan jika ternyata mengecewakan orang lain? yup.. Tiga Kata Ajaib mungkin bisa bisa membantu.. ^^
10. Saya takut salah
Nobody perfect! That’s all..
. Setahu saya.. orang yang takut salah dan takut gagal justru malah
lebih banyak berbuat kesalahan. Tidak ada percobaan ilmiah yang tidak
pernah gagal. Tidak ada pengusaha sukses yang belum pernah bangkrut,
tidak ada peruntung tenar yang belum pernah mengalami kerugian, tidak
ada aktivis yang tidak pernah teraniaya, tidak ada tokoh politik yang
belum pernah dikritik, dan tidak ada selebritis terkenal yang belum
pernah dicacimaki. Yup.. ini adalah “kuat-kuatan”, mereka yang tahan
terhadap dampak kesalahan yang pernah dibuat dan tidak pernah berhenti
berusaha.. merekalah yang berhasil.. ^^
kunjungi
http://www.sudahtahukahkalian.blogspot.com/
www.realmeity.blogspot.com
www.semuainspirasiaku.blogspot.com
http://www.sudahtahukahkalian.blogspot.com/
www.realmeity.blogspot.com
www.semuainspirasiaku.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar